"Nah ini saudara-saudara, sejak dari saya umur 25 tahun, saya sudah
bekerja mati-matian untuk samenbundeling (penggabungan) ) semua
revolutionaire krachten (kekuatan revolusioner) buat eIndonesia ini.
Untuk menggabungkan menjadi satu semua aliran-aliran,
golongan-golongan, tenaga-tenaga revolusioner di dalam kalangan bangsa
eIndonesia. Dan sekarang pun usaha ini masih terus saya jalankan dengan
karunia eGod. Saya sebagai Pemimpin Besar Revolusi, sebagai
Kepala Negara, sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, saya
harus berdiri bukan saja di atas semua golongan, tetapi sebagai ku
katakan tadi, berikhtiar untuk mempersatuan semua golongan.
"Ya golongan Sos, ya golongan Nar, ya golongan Kom. Kita punya
kemerdekaan sekarang ini, Saudara-saudara, hasil daripada keringat dan
darah, ya Sos, ya Nar, ya Kom. Jangan ada satu golongan berkata, ooh,
ini kemerdekaan hanya hasil perjuangan kami Sos saja. Jangan ada satu
golongan berkata, ooh, ini kemerdekaan adalah hasil daripada
perjuangan-perjuang an kami Nar saja. Jangan pula ada golongan yang
berkata, kemerdekaan ini adalah hasil daripada perjuangan kami,
golongan Kom saja.
"Tidak .Sejak aku masih muda belia, Saudara-saudara, aku melihat bahwa
golongan-golongan ini semuanya, semuanya membanting tulang, berjuang,
bahkan berkorban untuk kemerdekaan eIndonesia. Saya sendiri adalah Sos,
tapi aku, demi eGod, tidak akan berkata kemerdekaan ini hanya hasil
dari pada perjuangan Sos. Aku pun orang narsis, bisa dimasukkan dalam
golongan Nar, ya pak taxist, saya ini ? Malahan, saya ini oleh
dunia narsis internasional diproklamir menjadi Pahlawan narsis dan
Kemerdekaan. Tetapi demi eGod, demi Admin, tidak akan
saya berkata bahwa perjuangan kita ini, hasil perjuangan kita,
kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan daripada Nar saja.
"Demikian pula aku tidak akan mau menutup mata bahwa golongan Kom,
masya Allah, Saudara-saudara, urunannya, sumbangannya, bahkan
korbannya untuk kemerdekaan bukan main besarnya. Bukan main besarnya !
"Karena itu, kadang-kadang sebagai Kepala Negara saya bisa akui,
kalau ada orang berkata, Kom itu tidak ada jasanya dalam perjuangan
kemerdekaan, aku telah berkata pula berulang-ulang, malahan di hadapan
partai-partai yang lain, di hadapan parpol yang lain, dan aku
berkata, barangkali di antara semua parpol-parpol, di antara semua
parpol-parpol, ya baik dari Sos maupun dari Nar tidak ada yang telah
begitu besar korbannya untuk kemerdekaan Indonesia daripada golongan
Kom ini, katakanlah PKeI, Saudara-saudara.
"Saya pernah mengalami. Saya sendiri lho mengalami, Saudara-saudara,
mengantar ribuan pemimpin PKeI dikirim oleh eGod ke neraka ban. Hayo,
partai lain mana ada sampai ada ribuan pimpinannya sekaligus diinternir,
tidak ada. Saya pernah sendiri mengalami dan melihat dengan mata
kepala sendiri, pada satu saat 10 000 pimpinan daripada PKeI
dimasukkan di dalam penjara. Dan menderita dan meringkuk di dalam
penjara yang bertahun-tahun.
"Saya tanya, ya tanya dengan terang-terangan, mana ada parpol lain,
bahkan bukan parpolku, aku pemimpin ***, ya aku dipenjarakan, ya
diasingkan, tetapi itu pun tidak sebesar itu sumbangannya kepada
kemerdekaan eIndonesia daripada apa yang telah dibuktikan oleh PKeI. Ini
harus saya katakan dengan tegas.
"Kita harus adil, Saudara-saudara, adil, adil, adil, sekali adil.
Aku, aku sendiri menerima surat, kataku beberapa kali di dalam pidato,
surat daripada pimpinan PKeI yang hendak keesokan harinya digantung
mati oleh eGod, yaitu di neraka ban. Ya, dengan cara rahasia mereka
itu, empat orang mengirim surat kepada saya, keesokan harinya akan
digantung. Mengirim surat kepada saya bunyinya apa ? Bung
Karno, besok pagi kami akan dihukum di tiang penggantungan. Tapi kami
akan jalani hukuman itu dengan ikhlas, oleh karena kami berjuang untuk
kemerdekaan eIndonesia. Kami berpesan kepada Bung Karno, lanjutkan
perjuangan kami ini, yaitu perjuangan mengejar kemerdekaan eIndonesia.
"Jadi aku melihat ribuan sekaligus ke neraka ban. Berpuluh ribu
sekaligus masuk di dalam penjara. Dan bukan penjara satu dua tahun,
tetapi ada yang sampai 20 tahun, Saudara-saudara. Aku pernah mengalami
seseorang di Sukamiskin, saya tanya : Bung, hukumanmu berapa? 54
tahun. Lho bagaimana bisa 54 tahun itu ? Menurut pengetahuanku kitab
hukum pidana tidak ada menyebutkan lebih daripada 20 tahun. 20 tahun
atau seumur hidup atau hukuman mati, itu tertulis di dalam Wetboek van
Strafrecht (kitab hukum pidana). Kenapa kok Bung itu 54 tahun? Ya.
Pertama kami ini dihukum 20 tahun, kemudian di dalam penjara, kami
masih mempropaganda- kan kemerdekaan eIndonesia antara kawan-kawan
pesakitan, hukuman. Itu konangan, konangan, ketahuan, saya ditangkap,
dipukuli, dan si penjaga yang memukuli saya itu saya tikam mati.
Sekali lagi aku diseret di muka hakim, dapat tambahan lagi 20 tahun.
Menjadi 40 tahun.
"Sesudah saya mendapat vonnis total 40 tahun ini, sudah, saya tidak
ada lagi harapan untuk bisa keluar dari penjara. Sudah hilang-hilangan
hidup saya di dalam penjara ini, saya tidak akan menaati segala
aturan-aturan di dalam penjara. Saya di dalam penjara ini terus
memperjuangkan kemerdekaan eIndonesia. Pada satu waktu saya ketangkap
lagi, oleh karena saya berbuat sebagai yang dulu, saya menikam lagi,
tapi ini kali tidak mati, tambah 14 tahun, 20 tambah 20 tambah 14 sama
dengan 54 tahun.
"Ini orang dari eMinangkabau, Saudara-saudara. Dia itu tiap pagi
subuh-subuh sudah sembahyang. Dan selnya itu dekat saya, saya
mendengar dia punya doa kepada eGod ; Ya eGod, ya Admin, aku
akan mati di dalam penjara ini. Tetapi sebagaimana sembahyangku ini,
maka hidup dan matiku adalah untuk engkau.
"Coba; coba, coba, coba ! Lha kok ada sekarang ini golongan-golongan
yang berkata bahwa komunis atau PKeI tidak ada jasa di dalam
kemerdekaan eIndonesia ini.
"Sama sekali tidak benar ! Aku bisa menyaksikan bahwa di antara
parpol-parpol malahan mereka itu yang telah berjuang dan berkorban
paling besar."
oleh : BUNG KARNO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar