Total Tayangan Halaman

Followers

Rabu, 19 September 2012

Pengantar Sosiologi


A. Pengertian Sosiologi
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Tokoh-tokoh sosiologi diantaranya Plato, Aristoteles, August Comte, Emile Durkheim, Max Weber, Mangkunegara IV, Ki Hadjar Dewantara, Selo Soemardjan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat induktif (bertolak dari data inderawi), memakai metode yang sistematis untuk pengumpulan data, mempunyai peralatan konseptual yang abstrak dan umum, dilatarbelakangi oleh teori yang sistematis dan akhirnya menghasilkan  pengetahuan yang besar.
B. Proses Sosiologi dan Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok.
Sebuah hubungan bisa disebut interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri berikut.
1.  Jumlah pelaku dua orang atau lebih.
2.  Adanya komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol atau lambang.
3.  Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang datang.
4.  Adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi tersebut.
C. Lembaga Sosial
Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat .
Ciri-Ciri Lembaga Sosial
Ciri-Ciri lembaga sosial menurut Gillin & Gillin:
a. Pola pemikiran dan perilaku terwujud dalam aktivitas masyarakat
b. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu
c. Mempunyai satu atau beberapa tujuan
d. Ada alat kelengkapan untuk mencapai tujuannya
e.  Memiliki lambang yang merupakan simbol yang menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga
f.  Memiliki tradisi yang tertulis dan tidak tertulis.

D. Sistem Sosial

Sistem sosial merupakan ciptaan dari manusia, dalam hal ini sistem sosial terjadi karena manusia adalah makhluk sosial.
Hubungan sosial merupakan hubungan yang terwujud antara individu dan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok sebagai akibat dari hasil interaksi diantara sesama mereka.
E. Kelompok Sosial
Kelompok manusia merupakan kelompok sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial sehingga terdapat pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Suatu kelompok dapat dinamakan kelompok sosial, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memiliki motif  yang sama antara individu satu dengan yang lain.
2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain
3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing.
4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Dinamika kelompok berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan.
F. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal).
Cara terbentuknya pelapisan sosial :
1) Terbentuk dengan sendirinya, sesuai dengan perkembangan masyarakat yang bersangkutan. Misal kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat dan harta kekayaan.
2)    Dengan sengaja disusun, untuk mengejar tujuan tertentu.
Dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi :
a)      Stratifikasi terbuka : Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. 
b)      Stratifikasi tertutup : Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal.
c)      Stratifikasi campuran : Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka.
Mobilitas sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya.
Secara umum mobilitas dalam pelapisan sosial masyarakat yang sering terjadi adalah :
1.      Secara vertikal : perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. 
2.      Secara horizontal : peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. 
G. Kepemimpinan
Kekuasaan diartikan sebagai kapasitas yang dimilikiseseorang untuk mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku orang lainsesuai dengan yang diinginkannya.
Wewenang merupakan hak berkuasa yang di tetapkan dalam struktur organisasi sosial guna melaksanakan kebijakan yang di perlukan. Ada 3 bentuk wewenang, yaitu :
1.      Wewenang kharismatik
2.      Wewenang tradisional
3.      Wewenang rasional atau legal

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Adapun sifat kepemimpinan dalam sosiologi adalah :
1.      Bersifat resmi
2.      Bersifat tidak resmi

H. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok orang yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, darah atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga, berinteraksi antar anggota, satu sama lain berkomunikasi sesuai dengan perannya sendiri sebagai angota keluarga dan mempertahankan kebudayaan msyarakat yang berlaku secara umum, atau menciptakannya sendiri (Lawang, 1975).
Secara umum fungsi keluarga adalah :
1.      Fungsi seksual :  fungsi ini dijalankan untuk meneruskan keturunan.
2.      Fungsi ekonomi : keluarga wajib untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga.
3.      Fungsi pendidikan : Orangtua sebagai anggota keluarga berfungsi untuk mendidik anak-anak, dengan menyekolahkan mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Selain pendidikan formal, keluarga juga bisa memberikan didikan informal diluar sekolah.
Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak. Tujuan pendidikan secara universal adalah agar anak menjadi mandiri, bukan hanya dapat mencari nafkahnya sendiri, tapi juga bisa mengarahkan dirinya pada keputusannya sendiri untuk mengembangkan semua kemampuan fisik, mental, sosial dan emosional yang dimilikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang sehat dan produkif.
I. Perubahan Sosial dan Budaya
Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial dan unsur-unsur budaya dalam kehidupan masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi perubahan sosial adalah :
  1. Lingkungan fisik
  2. Perubahan penduduk
  3. Isolasi dan kontak
  4. Struktur sosial
  5. Sikap dan nilai
  6. Kebutuhan yang dianggap perlu
  7. Dasar budaya
Bentuk perubahan sosial yang terjadi di masyarakat (Soerjono, 2003), adalah :
  1. Perubahan lambat dan cepat
  2. Perubahan kecil dan besar
  3. Perubahan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki
Masyarakat adakalanya mau menerima perubahan sosial tersebut. Tetapi juga adakalanya masyarkat menolak perubahan tersebut jika dianggap tidak pantas untuk masyarakt yang bersangkutan tersebut.
Dampak perubahan sosial diantaranya :
  1. Aspek sosial dari penemuan dan inovasi
  2. Kadar perubahan yang tidak nyata
  3. Masalah sosial
J. Jenis-jenis perubahan sosial dan budaya
Ada 3 jenis perubahan yang terjadi di masyarakat, yaitu :
  1. Perubahan Evolusi : proses perubahan dari yag sederhana menuju yang lebih kompleks.
  2. Perubahan Revolusi : Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya.
  3. Perubahan Siklus : perubahan yang harus dilalui oleh masyarakat. Perubahannya seperti roda yang berputar. Suatu saat juga dapat kembali pada awal terbentuknya sosial budaya tersebut.
K. Teori-teori Perubahan Sosial dan Budaya
Teori adalah serangkaian konsep yang memiliki hubungan sistematis untuk menjelaskan suatu fenomena sosial tertentu.
Macam-macam teori perubahan sosial dan budaya :
  1. Teori Fungsional : untuk menjelaskan dan memahami fungsi serta dampak dari struktur dan pranata sosial dalam hidup bermasyarakat yang teratur dan stabil.
  2. Teori Konflik : teori yang menyatakan bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondidi semula.
  3. Teori Struktural : mengamati bentuk struktur dalam masyarakat sehingga dapat melihat bagaimana suatu masyarakat berubah dan mapan melalui setiap unsurnya yang saling berkaitan dan dinamis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.


roses interaksi sosial memiliki ciri sebagai berikut 

Kolonialisme


Penindasan lewat kerja paksa, penarikan pajak, dan tanam paksa

Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparte berhasil menaklukkan Belanda. Napoleon mengubah bentuk negara Belanda dari kerajaan menjadi republik. Napoleon ingin memberantas penyelewengan dan korupsi serta mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris. Ia mengangkat Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Batavia. Untuk menahan serangan Inggris, Daendels melakukan tiga hal, yaitu:
1. menambah jumlah prajurit,
2. membangun pabrik senjata, kapal-kapal baru, dan pos-pos pertahanan,
3. membangun jalan raya yang menghubungkan pos satu dengan pos lainnya.
Daendels memberlakukan kerja paksa tanpa upah untuk membangun jalan. Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi. Rakyat dipaksa membangun Jalan Raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km. Jalan ini juga dikenal dengan nama Jalan Pos. Selain untuk membangun jalan raya, rakyat juga dipaksa menanam kopi di daerah Priangan untuk pemerintah Belanda. Banyak rakyat Indonesia yang menjadi korban kerja rodi. Untuk mendapatkan dana biaya perang pemerintah kolonial Belanda menarik pajak dari rakyat. Rakyat diharuskan membayar pajak dan menyerahkan hasil bumi kepada pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1811, Daendels dipanggil ke Belanda. Ia digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens. Saat itu pasukan Inggris berhasil mengalahkan Belanda di daerah Tuntang, dekat Salatiga, Jawa Tengah. Gubernur Jenderal Janssens terpaksa menandatangani Perjanjian Tuntang. Berikut ini isi Perjanjian Tuntang.:
1. Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan kepada Inggris.
2. Adanya sistem pajak/sewa tanah.
3. Sistem kerja rodi dihapuskan.
4. Diberlakukan sistem perbudakan.
Inggris berkuasa di Indonesia selama lima tahun (1811-1816). Pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia. Pemerintah memberlakukan sistem sewa tanah yang dikenal dengan nama landrente. Rakyat yang menggarap tanah diharuskan menyewa dari pemerintah.
Pada tahun 1816, Inggris menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda. Pemerintah Belanda menunjuk Van Der Capellen sebagai gubernur jenderal. Van Der Capellen mempertahankan monopoli perdagangan yang telah dimulai oleh VOC dan tetap memberlakukan kerja paksa. Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti
Van Den Bosch. Bosch mendapat tugas mengisi kas Belanda yang kosong. Ia memberlakukan tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah yang kosong. Van Den Bosch membuat aturan-aturan untuk tanam paksa sebagai berikut :
1. Rakyat wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran Eropa
2. Tanah yang dipakai untuk tanamam paksa bebas dari pajak.
3. Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda.
4. Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.
5. Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan Belanda.
6. Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia Belanda.
Kenyataannya, ada banyak penyelewengan dari ketentuan itu. Misalnya, tanah yang harus disediakan oleh petani melebihi luas tanah yang telah ditentukan, rakyat  harus bekerja lebih dari 66 hari, dan lain-lain. Akhirnya ketentuanketentuan yang diatur dalam tanam paksa tidak berlaku sama sekali.
Pemerintah Belanda semakin bertindak sewenang-wenang. Tanam paksa mengakibatkan penderitaan luar biasa bagi rakyat Indonesia. Hasil pertanian menurun. Rakyat mengalami kelaparan. Akibat kelaparan banyak rakyat yang mati. Sebaliknya, tanam paksa ini memberikan keuntungan yang melimpah bagi Belanda.
Namun, masih ada orang Belanda yang peduli terhadap nasib rakyat Indonesia. Di antaranya adalah Douwes Dekker. Ia mengecam tanam paksa melalui bukunya yang berjudul Max Havelaar, dengan nama samaran Multatuli. Max Havelaar menceritakan penderitaan bangsa Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Max Havelaar menggegerkan seluruh warga Belanda. Timbul perdebatan hebat tentang tanam paksa di negeri Belanda. Akhirnya, Parlemen Belanda memutuskan untuk menghapus tanam paksa secepatnya.

Wabah Kolera di London


NAMA           : Bisri Musthofa
NIM                : 110110301012
Mata Kuliah  : Sejarah Lingkungan
UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Apakah sejarah lingkungan merupakan pembaharuan Historiografi?
Sejarah lingkungan menekankan pada kepedulian terhadap lingkungan sekitar tempat tinggal manusia. Namun bukan berarti hanya menekankan pada pembahasan terhadap lingkungannya saja, tetapi juga membahas tentang manusia dan makhluk hidupnya yang mendiami lingkungan tersebut. Karena sejarah lingkungan lebih berkutat pada masalah kesehatan, terutama masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal manusia dan makhluk hidup lainnya.
Kaitannya dengan ilmu sejarah adaah bahwa sejarah lingkungan menerapkan dan mempelajari beberapa fenomena yang terjadi dalam konteks sejarah yang kemudian di terapkan pada ilmu sejarah lingkungan. Namun bukan berarti semuanya begitu saja diterapkan, tetapi tetap ada semacam pemilihan untuk dikaji.
Ada beberapa hal yang mendasari bahwa sejarah lingkungan merupakan pembaharuan dalam historiografi, diantaranya adalah :
  1. Fokus historigrafi hanya fokus pada hubungan horizontal (antara kelompok suku, isu-isu politik dan sosial ekonomi)
  2. Sejarah lingkungan dianggap terlalu baru dan pembahasannya juga bukan mengarah pada sejarah, tetapi lebih mengarah ke fenomena lingkungan hidup, sehingga hal ini menjadikan sejarah lingkungan merupakan semacam revolusi historigrafi
  3. Kajiannya pun lebih ke alam masa lampau, walaupun masih berbau masa lalu, tetapi berbeda dengan kebanyakan sejarah lainnya yang lebih menekankan ppada peristiwa dan konflik-konflik sosial, ekonomi, dan politik.
  4. Alasan lainnya adalah bahwa sejarah lingkungan mempelajari bagaimana manusia memanfaatkan lingkungan untuk produksi, hal ini lebih mengarah pada ilmu ekonomi, tetapi masih di anggap sejarah karena mempelajari masa lampau.

Dari beberapa alasan tersebut juga masih ada pembahasan dalam sejarah lingkungan yang menyangkut lebih ke lingkungan tanpa menghilangkan aspek sejarahnya, yaitu :
  1. Pembahasan sejarah lingkungan lebih mengarah pada permasalahn lingkungan pada masa lalu dan kemudian dipelajari, setelah itu dilakukan analisis apakah dapat digunakan untuk memecahkan masalah lingkungan saat ini.
  2. Perubahan lingkungan pada masa lalu yang dampaknya terkadang masih ada hingga sekarang, dan berusaha untuk memecahkannya ataupun sekedar untuk mengurangi dan memperlambatnya perubahan lingkungan yang mengancam kehidupan sekarang (Misal : pemanasan Global)
  3. Membahas tentang nilai kultural dan pendangan atas lingkungan hidup yang didiami oleh manusia yang bersangkutan.
  4. Juga dibahas mengenai politik lingkungan, hal ini menyangkut tentang hukum yang mengatur tentang lingkungan hidup.

Masalah lingkungan bagi manusia dapat dilihat dari segi menurunnya kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan menyangkut nilai lingkungan untuk kesehatan, kesejahteraan, dan ketentraman manusia. Nilai lingkungan untuk berbagai bentuk pemanfaatan. Hilang dan berkurangnya nilai lingkungan karena pemanfaatan tertentu oleh umat manusia. Menurut Drupsteen, masalah lingkungan merupakan kemunduran kualitas lingkunagan. Atau dengan kata lain, bahwa masalah lingkungan yang menyangkut gangguan terhadap lingkungan antara manusia dan lingkungan bentuknya berupa pencemaran, pengurasan, dan perusakan lingkunagan.
Semenjak adanya beberapa rentetan musibah yang menyangkut lingkungan (banjir, tanah longsor, air bersih dll), sejarah lingkungan mulai dianggap sebagai solusi yang nampaknya akan membantu manusia untuk membantu mengatasi masalah lingkungan tersebut. Ini menyebabkan sejarah lingkungan menjadi suatu pembahruan dalam konteks sejarah. Sejarah yang semula membahas tentang fenomena-fenomena sosial, politik dan ekonomi mulai beralih ke pembahasan lingkungan hidup.

2. Bagaimana problem wabah kolera di London diatasi?
John Snow (1813-1858), seorang dokter di London, sebenarnya lebih dikenal di bidang anestesi karena perannya membantu Ratu Victoria melahirkan kedua putranya dengan menggunakan kloroform. Namun, berkat minat dan upayanya selama bertahun-tahun mencatat, mengamati, dan memetakan kejadian wabah kolera di daerahnya yang kemudian dibukukan dan diterbitkannya sendiri dengan judul On the Mode of Communication of Cholera, namanya dikenang hingga kini. Penelitiannya menjadi mahakarya klasik di bidang epidemiologi dan berbagai kajian tentang penelitiannya masih ditulis oleh para ahli di beberapa jurnal kedokteran terkemuka hingga kini. Pada masa-masa itu yang menjadi masalah sosial yang utama adalah wabah kolera, yang cara penularannya belum diketahui
Penyakit ini secara berkala melanda Benua Eropa dan menimbulkan angka kematian yang tinggi. Setelah mewabah Benua Eropa secara hebat pada tahun 1832, penyakit ini kemudian mengancam Kota London pada tahun 1848 dan 1853. Snow membuat catatan-catatan tentang kejadian kasus dan kematian yang terjadi serta berusaha merangkainya mencari jawab terhadap penyakit kolera ini.
Dalam epidemi tahun 1848, kematian karena kolera terutama dijumpai di daerah selatan Sungai Thames dan semakin berkurang pada daerah yang semakin jauh dari sungai. Banyaknya kematian ditemukan terutama pada daerah yang kebutuhan airnya dipasok oleh dua perusahaan air (minum) swasta, Southwark and Vauxhal Water Company dan Lambeth Water Company. Kedua perusahaan tersebut mendistribusikan air yang diambil dari Sungai Thames melalui jaringan pipa ke rumah-rumah penduduk. Persaingan di antara kedua perusahaan tersebut membuat jaringan pipa yang berada di sebelah selatan Kota London kala itu dapat dikatakan semrawut, dan merupakan salah satu faktor yang menyulitkan Snow dalam penelitiannya. Hal-hal inilah yang dapat dihasilkan dari pengamatan Snow, sampai kejadian epidemic berikutnya pada tahun 1853.
Sementara itu, antara tahun 1848 sampai 1853, dapat dikatakan London bebas dari kolera. Ketika wabah kolera kembali menjangkiti Kota London pada bulan Juli 1853, Snow kembali melakukan penyelidikan di daerah selatan Sungai Thames seperti kejadian epidemi yang lalu. John Snow mendatangi rumah-rumah yang terkena musibah dan mengadakan penelitian tentang sumber air yang digunakan dalam rumah-rumah itu. Menurut catatannya, jumlah kematian pada rumah yang mendapat distribusi dari Southwark and Vauxhall Company jauh lebih besar daripada yang mendapat distribusi baik dari Lambeth Company maupun dari perusahaan lainnya ataupun dari sumber air lainnya, seperti dari sumur. Berdasarkan pengamatannya selama itu, Snow memiliki dugaan kuat bahwa terdapat hubungan antara penyakit kolera dan air. Mungkin Snow dengan penyelidikannya itu tidak akan dikenal luas seandainya tidak terjadi wabah kolera pada tahun berikutnya. Dia meneruskan pencatatan yang dilakukan seperti pada wabah sebelumnya dan mendapati temuan yang senada dengan penelitian sebelumnya.
Ditengah kesibukannya mengadakan penelitian itu, Snow tertarik dengan data tentang kematian sebesar 616 orang di daerah Soho, di dekat rumahnya di Piccadilly. Menurut Snow, kejadian kolera di daerah tersebut dapat dikatakan merupakan kejadian terburuk di negerinya. Tidak seperti di bagian selatan Sungai Thames, distribusi air di daerah itu dilayani oleh perusahaan New River dan Grand Junction. Mutu air yang diproduksi oleh kedua perusahaan tersebut sangat jelek serta mengalir rata-rata hanya dua jam sehari. Hal itu membuat banyak penduduk daerah tersebut mencukupi kebutuhan airnya dari sumur-sumur yang terdapat di daerah tersebut, yang airnya lebih jernih. Kemudian Snow memetakan semua kasus kematian itu dan perhatiannya tertuju pada banyaknya kematian di sekitar sumur yang terletak di Broad Street.







RANGKUMAN FILM

Sepanjang sejarah sampai awal abad XXI penyakit infeksi masih merupakan pembunuh utama manusia. Penyakit pes atau “black death” telah menyapu ¾ populasi penduduk Eropa dan Asia pada abad ke XIV. Tuberculosis adalah pembunuh No. 1 di England pada pertengahan abad XIX. Pada pertengahan abad XIX angka kematian dilatar belakangi oleh tuberculosis, typhoid, dan penyakit saluran nafas dan pencernakan lainnya menjadi meningkat double dari tahun 1930.
Penyakit Infeksi ditaklukkan dgn Upaya Kesehatan Masyarakat. Penemuan antibiotik juga memainkan peranan penting, karena faktanya pada tahun 1960-an, ancaman penyakit infeksi tampaknya mulai menurun. Tampaknya masih premature deklarasi kemenangan terhadap perang untuk menaklukkan penyakit infeksi
Sebagian besar penyakit wabah disebabkan oleh bakteria, virus atau parasit, yg telah dibuktikan sejak  th 1880-1890an dimana setiap tahunnya diketemukan penyakit baru yang disebabkan oleh bakteria.
Pada tahun 1977 dunia digegerkan dengan merebaknya penyakit tuberkulosis (TB). Penyakit ini dapat menyerang semua kalangan usia, namun usia yang paling umum dan paling rawan adalah pada usia 1-4 tahun. Penyakit ini menjadi momok pada saat itu, tapi kemudian dapat diatasi dengan memberikan semacam pembunuh bakteri. Usaha ini bisa dibilang cukup berhasil karena tingkat TB pun menurun.
Julie Parsoner dari Universitas Stanford melakukan penelitian tentang penyakit tuberkulosis, cacar dan polio. Namun hasilnya tidak banyak diketahui. Belum selesai masalah penyakit-penyakit diatas, muncul lagi penyakit yang mengerikan, yaitu ebola. Virus Ebola merupakan sebuah virus yang menyebabkan demam hemorrhagic. Semenjak dikenal tahun 1976, Virus Ebola menyebabkan penyakit yang fatal pada manusia maupun binatang primata (monyet, gorila dan simpanse). Dinamakan Virus Ebola karena ditemukan pada sungai yang bernama Ebola juga yang terletak di daerah Republik Demokratik Kongo (sekarang Zaire). Penyakit Ebola sangat mematikan. Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam. Tingkat kematian berkisar antara 50% sampai 90%. Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari.

Selain faktor-faktor lingkungan yang kurang sehat, penyakit-penyakit juga dapat ditimbulkan melalui interaksi antara alam dan manusia secara langsung. Pada tahun 70-an, penebangan hutan merebak dan membuat hutan gundul. Kayu-kayu diguakan untuk kebutuhan manusia. Pada waktu penebangan, pengangkutan dan pemasaran, kayu-kayu tersebut membawa beberapa bakteri dan virus yang berbahaya bagi manusia. Manusia tidak sadar bahwa penyakit yang berkembang di masyarakat merupakan buah tangan mereka ketika mereka kembali dari hutan. Mereka membawa bakteri dan virus yang kemudian ditularkan pada anggota keluarga, lalu ke masyarakat sekitar tempat tinggal. Lama kelamaan bakteri  dan virus ini menyebar seiring dengan perpindahan penduduk yang beberapa diantaranya membawa bakteri dan virus tersebut.
Untuk berkembang biak, virus rnemerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sei bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi.Ada dua macam cara virus meneinfeksi bakteri, yaitu secara litik dan secara lisogenik. Pada infeksi secara litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi, sedangkan pada infeksi secara lisogenik, Virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus berintegrasi dengan DNA sel bakteri,sehingga jika bakteri membelah atau berkembangbiak  virus pun ikut membelah. Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofag, yaitu melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.
Bakteri dan virus juga dapat berpindah melalui hal-hal yang kita tidak sadari sebelumnya. Lindsay Kickart adalah salah satu korban penyakit tetanus akibat infeksi setelah melakukan tindik di telinganya. Dia baru menyadari bahwa dia terkena tetanus setelah dia memeriksakan diri ke dokter dan dokter memvonis bahwa dia terkena tetanus. Dokter beranggapan bahwa tetanus muncul setelah terjadi infeksi luka di telinga Lindsay akibat dari tindik telinganya. Ini memberikan pengertian bahwa virus dan bakteri dapat berkembang dan muncul di luka-luka yang tidak terjaga kebersihannya.
Resistensi antibiotika timbul bila suatu antibiotika kehilangan kemampuannya untuk secara efektif mengendalikan atau membasmi pertumbuhan bakter; dengan kata lain bakteri mengalami “resistensi” dan terus berkembangbiak meskipun telah diberikan antibiotika dalam jumlah yang cukup untuk pengobatan.
Resistensi terhadap antibiotika adalah fenomena yang alami. Bila suatu antibiotika digunakan, bakteri yang mengalami resistensi terhadap antibiotika tersbut memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat terus hidup daripada bakteri lain yang lebih “rentan.” Bakteri yang rentan akan dapat dibasmi atau dihambat pertumbuhannya oleh suatu antibiotika, menghasilkan suatu tekanan selektif terhadap bakteri lain yang masih bertahan hidup untuk menciptakan turunan yang resisten terhadap antibiotika. Beberapa resistensi timbul tanpa adanya campur tangan manusia, bila suatu bakteri dapat memroduksi dan menggunakan antibiotika untuk melawan bakteri yang lain, sehingga menyebabkan timbulnya seleksi alam dalam tingkat yang lebih rendah untuk menimbulkan resistensi terhadap antibiotika. Namun demikian, bakteri yang mengalami resistensi terhadap antibiotika dalam jumlah yang sangat tinggi sekarang ini disebabkan karena adanya penyalahgunaan dan penggunaan antibiotika secara berlebihan. Di beberapa negara dan melalui internet, antibiotik dapat dibeli tanpa adanya resep dokter. Pasien kadang-kadang minum antibiotik meskipun ia tidak membutuhkannya, untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus seperti selesma.
Beberapa bakteri secara alami memang resisten terhadap antibiotike tipe tertentu. Mutasi, perubahan spontan yang jarang terjadi pada materi genetis bakteri, diperkirakan terjadi pada satu dari satu juta hingga satu dari sepuluh juta sel. Mutasi genetis yang berbeda akan menghasilkan tipe resistensi yang berbeda juga. Beberapa mutasi mengakibatkan bakteri dapat menghasilkan zat kimia (enzim) yang cukup untuk menonaktifkan antibiotika, sementara mutasi yang lain dapat menghilangkan sel yang menjadi target serangan antibiotika. Mutasi jenis lain menutup gerbang tempat masuknya antibiotika ke dalam sel, dan mutasi yang lain lagi menghasilkan mekanisme pemompa yang dapat mengirim antibiotika keluar sel sehingga antibiotika tersebut tidak akan pernah dapat mencapai sasarannya.
Bakteri bisa mendapatkan gen-gen resisten terhadap antibiotika dari bakteri lain dengan beberapa cara. Dengan melakukan proses perkawinan sederhana yang disebut “konjugasi,” bakteri dapat mentransfer materi genetik, termasuk kode-kode genetik yang resisten terhadap antibiotika (ditemukan dalam plasmids  and transposons ) dari satu bakteri ke bakteri yang lainnya. Virus juga merupakan mekanisme lain untuk menularkan sifat resistensi diantara beberapa bakteri. Sifat resistensi turunan dari satu bakteri dikemas ke dalam bagian kepala virus.  Kemudian virus tersebut menyuntikkan sifat resisten ke dalam bakteri baru yang diserangnya. Bakteri juga memiliki kemampuan untuk mendapatkan DNA, “gratis” yang masih polos dari lingkungan mereka.
Bakteri yang mendapatkan gen-gen resisten, baik melalui mutasi spontasn atau melalui pertukaran genetis dengan bakteri lainnya, memiliki kemampuan untuk melawan satu atau lebih jenis antibiotika. Karena bakteri dapat mengumpulkan beberapa sifat resistensi seiring dengan berjalannya waktu, mereka dapat menjadi resisten terhadap beberapa jenis antibiotika yang berbeda.
Secara genetis, resistensi antibiotika menyebar melalui populasi bakteri baik secara “vertikal,” saat generasi baru mewarisi gen-gen yang resisten terhadap antibiotika, dan secara “horisontal,” saat bakteri berbagi atau saling menukar materi genetis dengan bakteri yang lain. Transfer gen secara horisontal dapat terjadi diantara spesies bakteri yang berbeda. Secara lingkungan, resistensi antibiotika menyebar saat bakteri tersebut bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain; bakteri dapat menyebar melalui pesawat udara, air dan angin. Orang dapat menyebarkan bakteri resisten pada orang lain; misalnya, melalui batuk atau kontak langsung dengan tangan-tangan yang tidak dicuci sebelumnya.
Beberapa penelitian untuk mengatasi resistensi antibiotik ini pun sudah dilakukan. Banyak para ilmuwan yang terlibat untuk mengatasi masalah ini. Walaupun terkadang hasilnya mengecewakan dan nihil, tetapi mereka telah memberikan andil besar dalam kasus resistensi antibiotik ini. Paula Fujiwara, ilmuwan asal Jepang yang ditugasi oleh New York untuk mengatasi kasus resistensi antobiotik ini telah memebrikan andil cukup besar. Walaupun belum menuntaskan kasusnya, tetapi New York telah terbantu dengan peran sertanya untuk mengatasi resistensi antibiotik.
Mengatasi masalah yang dihadapi terkadang tidak sesuai dengan pikiran banyak orang. Itulah yang dilakukan oleh kota New York saat menghadapi wabah tuberkulosis yang sedang melanda mereka. Pemerintah membuat kebijakan yang sangat mencengangkan, yaitu mengasingkan pasien-pasien penyakit tuberkulosis di pulau terpencil sampai mereka benar-benar sembuh. Hal ini sebenarnya mendapatkan respon yang kurang baik dikalangan masyarakat dan aktivis kemanusiaan. Tetapi pemerintah New York mampu meyakinkan mereka dengan alasan-alasannya yang sehinga dapat diterima oleh masyarakat dan aktivis kemanusiaan.

Sejarah Lingkungan



NAMA       : Bisri Musthofa
NIM           : 110110301012
M. KULIAH : Sejarah Lingkungan


KONSEP EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Lingkungan ekosistem terdiri atas dua jenis :
 (1). Lingkungan biotik (komponen makhluk hidup), misalnya hewan, tumbuh-tumbuhan dan mikroba.
(2). Lingkungan abiotik (komponen benda mati), misalnya cahaya, air, udara, tanah, dan energi.
Dari segi makanan ekosistem memiliki 2 komponen yang biasanya secara bagian terpisah dalam ruang dan waktu yaitu:
(1). Komponen autotrofik (autotrophic), Komponen autotrofik, yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik berasal dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama berupa radiasi matahari. 
(2). Komponen heterotrofik (heterotrofhic), Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya, sedangkan bahan organik yang dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain.
Ekosistem dari segi struktur terdiri dari 4 komponen :
(1). Komponen abiotik
(2). Komponen produsen
(3). Komponen konsumen (herbivora, carnivora dan omnivora) 
(4). Komponen pengurai (dekomposer)

KONSEP ADAPTASI
Perubahan kondisi lingkungan berpengaruh terhadap hewan. Hewan mengadakan respon terhadap perubahan kondisi lingkungannya tersebut. Respon hewan terhadap kondisi dan perubahan lingkungannya denyatakan sebagai respon hewan terhadap lingkungannya. Respon tersebut berupa perubahan fisik, fisiologis, dan tingkah laku. Respon hewan tersebut ada yang bersifat reaktif dan ada yang bersifat terpola, artinya berasala dari nenek moyangnya.
Adaptasi umumnya diartikan sebagai penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya. Adaptasi menunjukkan kesesuaian organisme dengan lingkungannya yang merupakan produk masa lalu.

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Lingkungan secara alami memiliki kemampuan untuk memulihkan keadaannya, Pemulihan keadaan ini merupakan suatu prinsip bahwa sesungguhnya lingkungan itu senantiasa arif menjaga keseimbangannya.
Sepanjang belum ada gangguan “paksa” maka apapun yang terjadi, lingkungan itu sendiri tetap bereaksi secara seimbang” Perlu ditetapkan daya dukung lingkungan untuk mengetahui kemampuan lingkungan menetralisasi parameter pencemar dalam rangka pemulihan kondisi lingkungan seperti semula.
Apabila bahan pencemar berakumulasi terus menerus dalam suatu lingkungan, sehingga lingkungan tidak punya kemampuan alami untuk menetralisasinya yang mengakibatkan perubahan kualitas. Pokok permasalahannya adalah sejauh mana perubahan ini diperkenankan.
Tanaman tertentu menjadi rusak dengan adanya asap dari suatu pabrik, tapi tidak untuk sebahagian tanaman lainnya.
contoh : dengan buangan air pada suatu sungai mengakibatkan peternakan ikan mas tidak baik pertumbuhannya, tapi cukup baik untuk ikan lele dan ikan gabus.
Berarti daya dukung lingkungan untuk kondisi kehidupan ikan emas berbeda dengan daya dukung lingkungan untuk kondisi kehidupan ikan lelelgabus, Kenapa demikian, tidak lain karena parameter yang terdapat dalam air tidak dapat dinetralisasi lingkungan untuk kehidupan ikan emas.
Ada saatnya makhluk tertentu dalam lingkungan punya kemampuan yang luar biasa beradaptasi dengan lingkungan lain, tapi ada kalanya menjadi pasif terhadap faktor luar. Jadi faktor daya dukung tergantung pada parameter pencemar dan makhluk yang ada dalam lingkungan.

POLUSI
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

Klasifikasi Polusi
Polusi dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya :
1.  Pengelompokan menurut bahan pencemaran yang menghasilkan bentuk pencemaranbiologis, kimiawi, fisik, dan budaya.
2. Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial
3. Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk primer dan sekunder
Pada dasarnya terletak pada esensi kegiatan manusia yang mengakibatkan terjadinya kerusakan yang merugikan masyarakat banyak dan lingkungan hidupnya.




Ringkasan Film John Snow (Kolera)


RANGKUMAN FILM
Wabah Besar London (1665-1666) adalah wabah penyakit di Kerajaan Inggris (sekarang Britania Raya) yang membunuh sekitar 100.000 orang, atau 20 persen penduduk London.. Penyakit yang berjangkit diidentifikasi sebagai penyakit pes, yaitu infeksi oleh bakteri Yersinia pestis, yang ditularkan melalui kutu. Penyakit ini telah datang di Eropa 300 tahun sebelumnya dan dikenal sebagai "Maut Hitam" dan kembali tiap 10 tahun. Wabah Besar London merupakan wabah besar terakhir. Epidemi The 1665-1666 berskala jauh lebih kecil dibandingkan pandemi Maut Hitam sebelumnya, yang terjadi antara 1347-1353 di Eropa. Wabah tahun 1665 hanya dikenang sebagai "wabah besar" karena merupakan salah satu wabah terakhir di Ingggris.

Sejak Revolusi Industri di Inggris, London menjadi kota yang maju dengan pesat. Tapi sayang, tidak diimbangi dengan kemajuan teknologi pengelolaan limbahnya. Kotoran manusia dan limbah pabrik sama cepatnya memenuhi dan meluap dari saluran air yang ada. Hii... Kota menjadi sangat kotor dan bau dimana-mana. Tidak hanya itu, London juga tiba-tiba diserang wabah penyakit yang mematikan, tahun 1848 London terkena epidemi kolera. Kolera menyebar di saat sanitasi yang rusak parah. Maka parlemen membentuk komisi saluran air metropolitan untuk mengatasi saluran air.
Ditunjuklah seorang insinyur handal, Joseph Bazalgette untuk mengamati apa yang terjadi pada sistem saluran air di kota London. Ia berjalan menyusuri gorong-gorong air bawah tanah. Ia menemukan gorong-gorong yang seharusnya mengalirkan air hujan saja, malah dipenuhi lumpur kotoran manusia, limbah pabrik, dan limbah lainnya. Kotoran pun ada yang sampai naik kembali ke atas permukaan tanah, ke lantai rumah-rumah kota, dan menjadi masalah.
Kotoran tersebut juga menimbulkan bau menyengat, yang disebut oleh penduduk sebagai racun tanah atau MIASMA. Miasma dianggap pula sebagai bau penyebab timbulnya penyakit kolera. Kolera saat itu sungguh sangat mengancam, sudah 14000 lebih warga yang meninggal. Namun parlemen belum juga memberikan dana untuk membersihkan kota.

Di tengah-tengah keterbatasan, Bazalgette menemukan ide yang mencengangkan untuk menyingkirkan kotoran dari kota. Yaitu dengan membuat saluran baru lagi, meski biaya cukup besar, hingga kotoran dibuang ke laut. Ia mengajak timnya untuk survey lapangan, memperkirakan jalur-jalur saluran bawah tanah yang akan ia buat.
Dengan perhitungan yang teliti, sehingga menghasilkan kecepatan aliran air yang cermat, dengan memanfaatkan gravitasi dan dibantu tekanan pompa berkekuatan tinggi (yang saat itu belum pernah ada yang dirancang untuk memompa air dengan volume sebesar itu) dari suatu titik temu untuk dibawa oleh air pasang dan terbuang ke laut. Akhirnya selesailah rancangan hasil pengamatannya berbulan-bulan. Sayangnya rancangannya tetap ditolak untuk didanani parlemen. Berkali-kali ia rancang ulang dengan harga yang lebih rendah. Tetap saja ditolak.
Sementara di belahan kota lainnya, seorang dokter epidemiologi, Dr. John Snow berhipotesa bahwa racun tanah bukanlah penyebab kolera. Ia menandai tempat-tempat distribusi wabah. Lalu ia menemukan bahwa rata-rata penderita kolera minum dari suatu sumber air yang sama. Ia menyatakan bahwa air yang terkontaminasilah sumber penyakitnya. Sayangnya hal itu diragukan banyak pihak.
Tahun 1858, ketika London dilanda kemarau, sementara penyakit kolera menyerang semua tempat, kuburan massal dimana-mana, bau kotoran tak terselesaikan dan semakin menyengat. Akhirnya parlemen setuju untuk mendanai proyek Bazalgette dan mendesak untuk segera direalisasikan. Saluran pun dibangun dengan batu bata sebagai material utama dan semen sebagai perekatnya.
Proyek tidak berjalan lancar, 3 kali kecelakaan terjadi. Banyak pekerja tewas karena keselamatan kerja yang kurang terjamin. Bazalgette mendapat cercaan langsung maupun tidak lengsung lewat media massa. Hingga proyek itu terselesaikan dan akhirnya kotoran yang menumpuk di perkotaan bisa dibersihkan juga.
Selang keberhasilan pembersihan kotoran dari kota, London masih terjangkit kolera meski jumlahnya sudah berkurang. Setelah penyelidikan yang akurat, ternyata benar hipotesa Dr.Snow bahwa air yang terkontaminasi lah yang menjadi sumber penyakitnya. Sayangnya Dr.Snow sudah meninggal sebelum mengetahui kebenaran hipotesanya. Setelah itu perusahaan air kota tersebut diadili karena memberikan air yang tidak layak bagi warga London.
London saat itu sebenarnya dilanda oleh 2 masalah yang berbeda. Kotoran membludak dan kolera yang membludak juga. Awalnya dikira saling berkaitan, ternyata sedikit kolerasinya. Tapi akhirnya London bisa terlepas dari kedua masalah tersebut. Dengan kesungguhan memperbaiki kerusakan dan masalah, kini London menjadi salah satu kota terbaik dalam perencanaan kotanya. Semuanya serba teratur dan modern.