NAMA :
Bisri Musthofa
NIM :
110110301012
M. KULIAH : Sejarah Lingkungan
KONSEP EKOSISTEM
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi.
Lingkungan ekosistem terdiri atas dua jenis :
(1). Lingkungan biotik (komponen
makhluk hidup), misalnya hewan, tumbuh-tumbuhan dan mikroba.
(2).
Lingkungan abiotik
(komponen benda mati), misalnya cahaya, air, udara, tanah, dan energi.
Dari segi makanan
ekosistem memiliki 2 komponen yang biasanya secara bagian terpisah dalam ruang
dan waktu yaitu:
(1). Komponen
autotrofik (autotrophic), Komponen autotrofik, yaitu organisme
yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik
berasal dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama berupa radiasi matahari.
(2). Komponen
heterotrofik (heterotrofhic), Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan
bahan organik sebagai bahan makanannya, sedangkan bahan organik yang
dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain.
Ekosistem dari segi struktur terdiri dari 4 komponen
:
(1). Komponen abiotik
(2). Komponen produsen
(3). Komponen konsumen (herbivora, carnivora dan
omnivora)
(4). Komponen pengurai (dekomposer)
KONSEP ADAPTASI
Perubahan
kondisi lingkungan berpengaruh terhadap hewan. Hewan mengadakan respon terhadap
perubahan kondisi lingkungannya tersebut. Respon hewan terhadap kondisi dan
perubahan lingkungannya denyatakan sebagai respon hewan terhadap lingkungannya.
Respon tersebut berupa perubahan fisik, fisiologis, dan tingkah laku. Respon
hewan tersebut ada yang bersifat reaktif dan ada yang bersifat terpola, artinya
berasala dari nenek moyangnya.
Adaptasi
umumnya diartikan sebagai penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Adaptasi menunjukkan kesesuaian organisme dengan lingkungannya yang merupakan
produk masa lalu.
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Lingkungan
secara alami memiliki kemampuan untuk memulihkan keadaannya, Pemulihan keadaan
ini merupakan suatu prinsip bahwa sesungguhnya lingkungan itu senantiasa arif
menjaga keseimbangannya.
Sepanjang
belum ada gangguan “paksa” maka apapun yang terjadi, lingkungan itu sendiri
tetap bereaksi secara seimbang” Perlu ditetapkan daya dukung lingkungan untuk
mengetahui kemampuan lingkungan menetralisasi parameter pencemar dalam rangka
pemulihan kondisi lingkungan seperti semula.
Apabila
bahan pencemar berakumulasi terus menerus dalam suatu lingkungan, sehingga
lingkungan tidak punya kemampuan alami untuk menetralisasinya yang
mengakibatkan perubahan kualitas. Pokok permasalahannya adalah sejauh mana
perubahan ini diperkenankan.
Tanaman
tertentu menjadi rusak dengan adanya asap dari suatu pabrik, tapi tidak untuk
sebahagian tanaman lainnya.
contoh : dengan
buangan air pada suatu sungai mengakibatkan peternakan ikan mas tidak baik
pertumbuhannya, tapi cukup baik untuk ikan lele dan ikan gabus.
Berarti
daya dukung lingkungan untuk kondisi kehidupan ikan emas berbeda dengan daya
dukung lingkungan untuk kondisi kehidupan ikan lelelgabus, Kenapa demikian,
tidak lain karena parameter yang terdapat dalam air tidak dapat dinetralisasi
lingkungan untuk kehidupan ikan emas.
Ada
saatnya makhluk tertentu dalam lingkungan punya kemampuan yang luar biasa
beradaptasi dengan lingkungan lain, tapi ada kalanya menjadi pasif terhadap
faktor luar. Jadi faktor daya dukung tergantung pada parameter pencemar dan
makhluk yang ada dalam lingkungan.
POLUSI
Polusi atau pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 1982).
Klasifikasi
Polusi
Polusi dapat
diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya :
1. Pengelompokan menurut bahan
pencemaran yang menghasilkan bentuk pencemaranbiologis, kimiawi, fisik,
dan budaya.
2.
Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk pencemaran udara, air,
tanah, makanan, dan sosial
3.
Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk primer
dan sekunder
Pada dasarnya
terletak pada esensi kegiatan manusia yang mengakibatkan terjadinya kerusakan
yang merugikan masyarakat banyak dan lingkungan hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar